Developmental Editing

Published by

on

Tahukah kalian kalau editing naskah dibagi menjadi beberapa tahapan editing? Idealnya, satu naskah tidak dipegang oleh hanya satu editor karena setelah berkutat dengan developmental editing, sangat besar kemungkinan editor tersebut melewatkan hal-hal kecil seperti salah tik atau kalimat yang tidak dapat dipahami. Oleh karena itu, idealnya, selain editor yang bertanggung jawab terhadap konten, ada juga line editor dan proofreader.

Jika teman-teman sedang menyunting sendiri tulisan kalian, sebaiknya tidak menulis sambil menyunting karena kalian sendiri yang akan repot dan pusing. Menulis adalah pekerjaan otak kanan, sementara menyunting merupakan pekerjaan otak kiri. Ubah mode otakmu ketika sedang menyunting. Kemudian, sebaiknya tidak melakukan line editing ketika sedang melakukan developmental editing karena ada kemungkinan kalimat yang sudah kita edit akan dihapus sepenuhnya ketika konten diubah.

Dalam tulisan ini, saya akan membahas apa saja yang perlu diperhatikan saat sedang melakukan developmental editing atau menyunting substansi.

Developmental editing dilakukan untuk meningkatkan kualitas konten dan struktur sebuah naskah. Jika dilakukan oleh editor, biasanya terdiri atas dua tahapan, yaitu editorial letter atau catatan global terhadap naskah, serta editing substansi. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika kita sedang melakukan developmental editing ini. Hal yang akan saya bahas berikutnya lebih cocok untuk diaplikasikan pada naskah fiksi walaupun beberapa naskah nonfiksi seperti memoar juga dapat menerapkan ini.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain adalah pacing atau tempo, plot dan struktur, karakterisasi, juga sudut pandang dan suara, serta deskripsi.

Pacing

Pacing atau tempo cerita. Menulis novel itu melibatkan banyak perasaan. Di bagian ini, ketika kita membaca ulang, kita merasakan apakah tempo cerita kita sudah pas. Apakah kita menulis terlalu banyak deskripsi sehingga tempo cerita kita lambat, ataukah terlalu banyak dialog sehingga terasa cepat?

Untuk mengecek pacing, berikut hal-hal yang bisa kita lakukan:

  1. Baca 3 halaman pertama
    • Apakah cerita ini dimulai di tempat yang tepat?
    • Apakah bagian awal ini langsung memikat dan mengikat pembaca?
  2. Baca 3 halaman terakhir. Apakah semua plot dan subplot terselesaikan? Ini bisa dilakukan bersamaan dengan ketika kita mengecek plot.
  3. Baca semua halaman dan lihat keseimbangan antara narasi dan dialog. Harus ada adegan aksi (tempo cepat) dan reaksi (lebih lambat). Jika dalam naskah kita hanya melihat dialog sampai berhalaman- halaman, tambahkan narasi (misalnya pemikiran narator). Jika paragrafnya tampak terlalu panjang, bisa dipindahkan ke paragraf baru, terutama kalau ada beberapa ide pokok dalam paragraf tersebut. Kita bisa menambahkan dialog di antaranya atau mengubah narasi menjadi dialog.

Tip untuk membuat pacing seimbang:

  • Jika ingin membuat bab dengan pacing cepat: tulis paragraf pendek dan banyak.
  • Jika ingin lebih lambat: tambahkan monolog internal dan deskripsi yang dalam.
  • Gunakan kedua metode itu untuk menciptakan ritme dalam karya kita. Jika kita merasa satu bagian terlalu cepat, tambahkan dialog internal atau deskripsikan seting/karakter.

Plot

Hal yang perlu diperhatikan ketika kita mengecek apakah plot dan struktur kita sudah pas yaitu memeriksa lagi rencana novel kita di awal. Periksa juga apakah ada plot bolong, bagian yang kontradiktif, atau bagian yang tidak masuk akal dalam cerita. Beat Call for Action atau Inciting Incident harus cukup besar dan masuk akal karena kalau nggak gitu, ceritanya nggak jalan.

Pastikan bagian yang menggerakkan cerita, yang membuat tokoh tidak bisa kembali lagi ke dunia normal merupakan sesuatu yang sangat besar untuk si tokoh dan masuk akal, juga tidak keluar dari karakterisasi yang kita buat.

Karakter

Cek lagi tokoh utama kita.

Pertama: Apakah dia sudah 3 dimensi? Apakah dia sudah tampak seperti manusia sungguhan dan bukan cuma standee atau card board?

Kedua, apakah masalah besar atau kelemahan tokoh utama?

Ketiga, apakah kita sudah bisa menjawab dengan jelas apa tujuan tokoh baik internal maupun eksternal, apakah keinginan dan kebutuhan tokoh utama sudah jelas? Teman-teman bisa mengakses materi tentang menciptakan karakter di sini.

Keempat, apakah semua masalah tokoh sudah terselesaikan? Apakah kita menyelesaikannya dengan baik dan logis?

Kelima, apakah semua tokoh yang penting memiliki kepribadian masing-masing dan dapat dibedakan?

Keenam, cek juga apakah tokoh-tokoh itu ada yang out of character? Misalnya, si tokoh utama kita nih orangnya senang bercanda dan suka usil. Jika tiba-tiba di tengah cerita dia jadi melankolis dan pakai bahasa mendayu-dayu, kenapa? Pastikan ada alasan kenapa si tokoh usil ini jadi pendiam dan melankolis. Misalnya, kehilangan tumpuan hidup dia, dia jadi syok dan melankolis.

Bagaimana, apakah naskah finalmu sudah cukup baik untuk diterbitkan?

Jika teman-teman membutuhkan bantuan profesional dalam menyunting naskah, kalian bisa menghubungi saya melalui surel jiaeffendie@gmail.com dengan subjek: [Editing]_[Judul Naskah].

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.