Show, Don’t Tell

Published by

on

Kalian pasti pernah dong membaca buku dan jadi “lupa diri”. Waktu tokohnya mengalami kemalangan, ikutan nangis tersedu-sedu, ikut berbunga-bunga waktu tokohnya tiba-tiba ditembak gebetan, ikut ngos-ngosan tegang waktu ada adegan tokohnya dikejar-kejar penjahat.

Nah, salah satu cara mencapainya adalah dengan teknik show, dont tell atau menunjukkan, dan bukan cuma menceritakan. 

Show don’t tell adalah teknik menulis yang menghidupkan cerita, menempatkan pembaca bersama dengan tokoh-tokohnya, seolah-olah sedang mengalami peristiwa yang dikisahkan. Show don’t tell itu bukan sekadar mengubah kata-kata sifat menjadi deskripsi lebih panjang, lho! Dahulu, ada pernah ada penulis yang curhat kalau dia nggak menyukai menulis dengan showing karena bikin cerita ngelag atau bikin lambat. Padahal, jangan-jangan kita yang belum paham showing dan telling itu seperti apa.

Jadi, memang benar showing itu akan membuat kalimat atau paragraf lebih panjang. Namun, deskripsi lebih panjang itu akan membuat pembaca lebih memahami seting dan emosi tokohnya sehingga ikut merasakan apa yang dirasakan tokoh. Sebagai efeknya, meskipun lebih panjang, tempo atau pacing justru akan lebih cepat karena pembaca lupa mereka sedang membaca. Namun, hati-hati juga agar kita jangan sampai melakukan over showing. 

Coba baca penggalan paragraf di bawah ini: 

Di hari batik ini, Lora memutuskan memakai rok batik motif Megamendung ke kantor. Motif megamendung adalah salah satu motif kain batik yang berasal dari daerah Cirebon, Jawa Barat. Motif ini terinspirasi oleh fenomena langit yang terlihat seperti mendung yang menggumpal. Motif megamendung pertama kali diperkenalkan pada masa pemerintahan Kesultanan Cirebon pada abad ke-17. Konon, motif ini melambangkan kesejukan dan ketenangan serta melambangkan kesuburan dan keberkahan. Biasanya, motif megamendung terdiri atas warna biru dan putih, tetapi seiring dengan perkembangan, sekarang motif ini juga dapat ditemukan dalam berbagai warna dan variasi desain.

Coba, menurutmu itu showing atau bukan?

Iya, memang showing, tapi sudah berlebihan. Dalam cerita, informasi-informasi yang tidak terlalu dibutuhkan sebaiknya dihapus saja. Adegan ini bermaksud memberi tahu kalau Lora memutuskan rok batik ke kantor. Namun, info soal motif baik ini sesungguhnya bukanlah informasi krusial yang akan memajukan cerita. Memang informatif, tetapi “pelajaran sejarah” seperti itu punya kecenderungan diskip sama pembaca. Kecuali … informasi tersebut akan berpengaruh ke plot. Misalnya, itu adalah petunjuk kalau Lora akan melakukan perjalanan lintas waktu ke Kesultanan Cirebon pada abad ke-17.

Nah, serba-serbi show don’t tell ini bisa kamu dapatkan di akun Karyakarsa-ku lewat tautan ini: https://karyakarsa.com/jiaeffendie/show-dont-tell

Di situ, aku membahas soal perbedaan showing dan telling, di mana saja kita bisa menemukan telling, bagaimana mewaspadai overshowing, juga kapan sebaiknya kita telling dan bukan showing.

Semoga bermanfaat dan bikin tulisanmu jadi lebih bagus, ya!

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.